Kronologi Kejadian di Sekolah Dasar
beritabandar – Suasana belajar mengajar di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, berubah panik pada Selasa siang. Ratusan siswa mengeluhkan gejala mual, pusing, dan sakit perut setelah mengikuti kegiatan makan bersama di halaman sekolah. Beberapa saksi menyebutkan bahwa makanan yang dikonsumsi berupa nasi kotak dengan lauk ayam dan sayuran. Kejadian tersebut diketahui bermula sekitar pukul 10.30 WIB, ketika sejumlah siswa mulai muntah dan terlihat lemas. Guru-guru yang menyadari kondisi ini segera menghentikan kegiatan belajar dan menghubungi pihak puskesmas setempat. Dalam waktu kurang dari satu jam, puluhan siswa sudah dibawa menggunakan ambulans dan kendaraan pribadi menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Penanganan Medis Darurat
Pihak Puskesmas Tanon mengonfirmasi bahwa lebih dari 80 siswa datang dengan keluhan serupa dalam kurun waktu singkat. Tenaga medis langsung melakukan pemeriksaan awal berupa pengecekan tanda vital dan pemberian cairan infus bagi yang mengalami dehidrasi. Sebagian siswa dirujuk ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen untuk perawatan lebih intensif. Petugas kesehatan juga mengambil sampel makanan sisa untuk diperiksa di laboratorium, guna memastikan penyebab pasti keracunan. Menurut keterangan petugas, gejala yang muncul mengarah pada dugaan keracunan makanan, namun mereka menegaskan masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan jenis bakteri atau zat berbahaya yang terkandung.
Tanggapan BGN dan Koordinasi Lanjutan
Badan Gizi Nasional (BGN) melalui juru bicaranya menyatakan keprihatinan atas insiden ini. BGN menegaskan pentingnya standar keamanan pangan, terutama pada kegiatan makan massal di lingkungan sekolah. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sragen untuk memastikan penelusuran rantai pasok bahan makanan. “Kami ingin memastikan bahwa setiap bahan pangan yang masuk ke sekolah aman, segar, dan terhindar dari kontaminasi,” ujar perwakilan BGN. Mereka juga menekankan perlunya edukasi kepada pihak sekolah dan penyedia katering mengenai prosedur penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan yang sesuai standar higienis. BGN menyebut kejadian ini sebagai peringatan agar kasus serupa tidak terulang di daerah lain.
Respons Pemerintah Daerah dan Aparat Hukum
Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Pendidikan menyampaikan bahwa mereka akan melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan yang melibatkan konsumsi makanan di sekolah. Aparat kepolisian dari Polres Sragen juga turun tangan dengan melakukan penyelidikan. Beberapa saksi, termasuk penyedia katering, telah dimintai keterangan. Polisi menyita sampel bahan makanan dan catatan pembelian sebagai barang bukti. Mereka menduga bahwa penyebab keracunan bisa berasal dari bahan makanan yang sudah tidak layak atau proses pengolahan yang tidak memenuhi standar kebersihan. Meski demikian, pihak berwenang mengimbau masyarakat agar tidak berspekulasi sebelum hasil penyelidikan dan uji laboratorium keluar secara resmi.
Kondisi Terkini Para Siswa dan Langkah Pencegahan
Hingga Rabu pagi, sebagian besar siswa yang sebelumnya dirawat sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Namun, beberapa siswa masih menjalani observasi di rumah sakit untuk memastikan tidak ada gejala lanjutan. Orang tua diimbau untuk tetap memperhatikan asupan makanan anak dan memastikan kebersihan makanan yang dikonsumsi, baik di rumah maupun di sekolah. Dinas Kesehatan Sragen bersama BGN berencana mengadakan sosialisasi keamanan pangan di seluruh sekolah dasar di wilayah tersebut. Selain itu, pemerintah daerah akan memperketat perizinan penyedia jasa katering yang bekerja sama dengan sekolah. Kasus ini juga menjadi sorotan media lokal maupun nasional, termasuk radarbandung, yang menekankan pentingnya kontrol mutu makanan dalam kegiatan pendidikan. Harapannya, kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan keamanan pangan di seluruh satuan pendidikan.
