beritabandar – Kepolisian Australia akhirnya menangkap seorang pria bersenjata yang melakukan penembakan brutal di pusat kota Sydney, Sabtu malam waktu setempat. Insiden yang terjadi di kawasan komersial Haymarket itu menimbulkan kepanikan besar, dengan sedikitnya 15 orang terluka, termasuk dua petugas keamanan dan beberapa warga sipil. Aksi cepat aparat kepolisian mencegah jatuhnya korban lebih banyak, namun tragedi tersebut kembali membuka perdebatan tentang keamanan publik dan kepemilikan senjata di negara itu.
- Kronologi Penembakan di Tengah Keramaian Kota
Penembakan terjadi sekitar pukul 21.30 waktu setempat, ketika kawasan Haymarket masih ramai oleh pengunjung restoran dan turis. Saksi mata menyebut pelaku, seorang pria berusia 34 tahun, tiba-tiba mengeluarkan senjata api dari tas ransel dan menembak secara acak ke arah kerumunan. “Kami mendengar suara letusan tiga kali, lalu semua orang berlarian,” ujar salah satu saksi yang bekerja di toko terdekat. Polisi yang sedang berpatroli segera mengamankan lokasi dan melakukan penyisiran di beberapa blok sekitar area kejadian. - Proses Penangkapan dan Identitas Pelaku
Pelaku berhasil ditangkap sekitar 40 menit setelah kejadian, di sebuah gang tak jauh dari lokasi utama penembakan. Ia sempat mencoba melarikan diri, namun terpojok setelah aparat mengepung area menggunakan kendaraan taktis. Polisi menyebut pelaku adalah warga Australia yang memiliki catatan gangguan mental dan pernah menjalani perawatan psikologis. “Kami masih menyelidiki motif pasti, apakah ini serangan terencana atau tindakan spontan,” kata Komisaris Polisi New South Wales. Senjata yang digunakan diduga berasal dari pasar gelap, karena tidak terdaftar dalam sistem kepemilikan senjata resmi negara itu. - Kondisi Korban dan Respons Rumah Sakit
Sebanyak 15 korban dilarikan ke tiga rumah sakit berbeda di Sydney, dengan empat orang dilaporkan dalam kondisi kritis. Para korban terdiri atas warga lokal dan dua turis asing yang tengah berlibur. Rumah sakit St. Vincent’s mengonfirmasi telah melakukan operasi darurat terhadap beberapa pasien dengan luka tembak di dada dan perut. Pemerintah New South Wales menyiagakan tim medis tambahan dan membuka posko informasi bagi keluarga korban. “Kami berdoa untuk keselamatan semua korban dan menghargai kerja cepat aparat,” ujar Perdana Menteri Negara Bagian, Chris Minns. - Tanggapan Pemerintah Australia dan Keamanan Nasional
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengecam keras aksi kekerasan tersebut dan memuji keberanian aparat yang berhasil menahan pelaku tanpa korban jiwa tambahan. Ia menegaskan bahwa keamanan publik menjadi prioritas dan pemerintah akan meninjau ulang regulasi terkait peredaran senjata api ilegal. “Australia memiliki salah satu sistem pengendalian senjata terbaik di dunia, namun kejadian ini menunjukkan masih ada celah yang harus kita tutup,” ucapnya. Kepolisian federal juga dilibatkan dalam penyelidikan untuk menelusuri asal senjata serta kemungkinan adanya jaringan penyedia senjata gelap di Sydney. - Trauma dan Kekhawatiran Warga Kota
Pasca-penembakan, kawasan Haymarket ditutup total selama penyelidikan. Warga yang menyaksikan langsung kejadian mengaku masih trauma. Beberapa restoran dan toko memilih tutup lebih awal sejak Minggu pagi. Pemerintah daerah juga menyediakan layanan konseling gratis bagi warga terdampak psikologis. “Kota kami tidak terbiasa dengan kekerasan seperti ini. Kami berharap semua orang bisa kembali merasa aman,” ujar salah satu penduduk. Masyarakat pun ramai menyerukan solidaritas melalui media sosial dengan tagar #PrayForSydney.
Penembakan ini menjadi salah satu insiden paling serius di Australia dalam lima tahun terakhir. Meski negara tersebut dikenal memiliki regulasi ketat terhadap senjata api, kasus-kasus yang melibatkan senjata ilegal terus menjadi perhatian serius aparat keamanan. Polisi berjanji akan meningkatkan patroli di kawasan publik dan memastikan warga dapat kembali beraktivitas tanpa rasa takut.
Di tengah kesedihan dan kecemasan, warga Sydney menunjukkan keteguhan hati untuk bangkit. Seperti yang disampaikan oleh seorang saksi, “Kami tidak akan membiarkan rasa takut menguasai kota ini. Sydney tetap kuat.”

