BeritaBanda – Kematian Arya di penghujung bulan lalu menyisakan banyak tanda tanya. Pemuda yang dikenal tertutup itu ditemukan tak bernyawa di kamar kontrakannya dalam kondisi yang masih dipertanyakan. Meski pihak kepolisian menyebut tak ditemukan tanda kekerasan, keluarga dan teman-temannya merasa ada yang janggal. Terlebih lagi, kemunculan seorang pria misterius dan keberadaan amplop cokelat di lokasi kejadian justru menambah teka-teki yang belum terjawab. Berikut lima poin yang kini menjadi pusat perhatian dalam kasus ini:
1. Sosok Pria Misterius yang Terlihat Sehari Sebelum Kematian
Beberapa tetangga Arya menyebut melihat seorang pria tak dikenal datang ke kontrakannya pada malam sebelum jenazah ditemukan. Ciri-cirinya disebut cukup mencolok: berjaket hitam, mengenakan topi, dan terlihat sangat berhati-hati. Ia datang sekitar pukul sepuluh malam dan berada di dalam kontrakan Arya kurang lebih tiga puluh menit. Tidak ada yang tahu isi pembicaraan mereka, tapi setelah pria itu pergi, lampu kamar Arya tetap menyala hingga pagi. Sejauh ini, polisi belum mengonfirmasi identitas pria tersebut. Kamera CCTV di sekitar lokasi juga tidak terlalu membantu karena sudut pandangnya terbatas. Banyak yang menduga pria itu membawa pesan atau barang penting yang berkaitan dengan motif kematian Arya.
2. Amplop Cokelat di Meja Kerja Arya
Saat kamar Arya diperiksa, ditemukan sebuah amplop cokelat tertutup rapi di atas meja kerjanya. Di bagian depan amplop hanya tertulis satu kata: “Maaf.” Isinya masih belum diumumkan ke publik, namun menurut sumber internal kepolisian, amplop itu berisi beberapa lembar kertas tulisan tangan dan satu foto lama. Tulisan tangan tersebut diduga milik Arya sendiri, namun belum bisa dipastikan apakah ia menulisnya dalam kondisi sadar penuh atau di bawah tekanan. Amplop ini menjadi bagian penting dalam penyelidikan, karena bisa mengarah pada motif atau tekanan yang selama ini tak diketahui oleh orang terdekatnya.
3. Kegiatan Arya Sebelum Meninggal yang Tak Biasa
Teman-teman Arya mengatakan bahwa dalam seminggu terakhir sebelum kematiannya, Arya terlihat berbeda. Ia lebih sering menyendiri, menolak beberapa undangan pertemuan, dan tampak gelisah saat diajak bicara. Ia juga terlihat beberapa kali mengunjungi kantor pos dan membawa berkas yang cukup tebal. Salah satu temannya bahkan menyebut Arya sempat mengatakan, “Kalau nanti aku pergi, akan ada yang datang.” Kalimat itu kini kembali terngiang dan menimbulkan spekulasi bahwa Arya tahu akan terjadi sesuatu yang besar. Perubahan perilakunya menjadi petunjuk bahwa mungkin ia sedang menghadapi tekanan mental atau rahasia besar yang belum terungkap.
4. Koneksi dengan Kasus Lama yang Belum Selesai
Beberapa pihak menduga bahwa kematian Arya berkaitan dengan sebuah kasus lama yang pernah mencuat tiga tahun lalu. Saat itu, Arya bekerja sebagai sukarelawan di sebuah lembaga sosial yang sempat dilanda skandal penyalahgunaan dana. Meski Arya tak pernah dituduh terlibat, ia sempat dimintai keterangan oleh aparat dan sejak saat itu menjadi jauh lebih tertutup. Amplop cokelat yang ditemukan mungkin berkaitan dengan dokumen atau bukti yang belum pernah terungkap ke publik. Dugaan ini masih ditelusuri lebih lanjut, dan pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi.
5. Reaksi Keluarga dan Harapan untuk Keadilan
Keluarga Arya merasa kehilangan yang mendalam, tapi lebih dari itu, mereka menginginkan kejelasan. Ibu Arya secara terbuka menyatakan bahwa anaknya bukan tipe orang yang mudah menyerah atau menyimpan beban sendirian. Ia yakin ada sesuatu yang ditutupi, dan meminta agar penyelidikan dilakukan secara menyeluruh. Pihak keluarga bahkan berencana meminta pendampingan hukum independen untuk membuka kembali kasus ini jika dalam waktu dekat tidak ada kejelasan dari aparat. Publik pun ikut mendukung langkah ini, karena kasus seperti ini terlalu sering berakhir tanpa jawaban.
