Berita  

Kapal kedua dengan 185 Rohingya tiba di Aceh, Indonesia

Kapal itu mendarat di desa Ujong Pie, sehari setelah kapal kayu yang membawa 57 orang Rohingya mendarat di bagian lain Aceh.

Seorang warga etnis Rohingya menangis saat menerima telepon dari keluarganya di tempat penampungan sementara Kuala Langsa, Aceh, Sabtu (16/5). Sedikitnya 600 pengungsi Bangladesh dan Rohingya asal Myanmar ditemukan oleh nelayan saat kapal mereka rusak di perairan pantai Kuala Langsa Jumat (15/5) pagi lalu, dan belasan pengungsi harus dirawat di RSUD Langsa karena kondisi kesehatan yang sangat lemah. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/Rei/nz/15.

BandarBerita – Setidaknya 185 pengungsi Rohingya telah mendarat di provinsi Aceh paling utara di Indonesia setelah hanyut di laut selama berminggu-minggu, kata polisi dan aktivis HAM.

Kapal itu mendarat di desa Ujong Pie pada Senin, sehari setelah kapal kayu berisi 57 orang Rohingya mendarat di bagian lain Aceh pada Hari Natal.

“Kelompok itu terdiri dari 83 laki-laki dewasa, 70 perempuan dewasa dan 32 anak-anak,” kata Kabid Humas Polda Aceh Winardy dalam keterangannya.

Sebuah video yang dibagikan oleh penduduk setempat menunjukkan Rohingya, termasuk anak-anak, terbaring di pantai, tampak lemah dan kelelahan.

Badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan jumlah Rohingya yang melakukan perjalanan berbahaya dengan perahu telah meningkat enam kali lipat tahun ini, dibandingkan dengan tahun 2021. Badan tersebut mendesak pemerintah di wilayah tersebut untuk bergerak cepat untuk menyelamatkan mereka.

Pada hari Selasa, PBB mengatakan setidaknya 20 orang Rohingya telah tewas di laut dalam beberapa pekan terakhir.

Lebih dari satu juta Muslim Rohingya telah melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha sejak 2017, kebanyakan dari mereka masih mendekam di puluhan kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh.

Kelompok-kelompok HAM telah mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah yang meninggalkan kamp, dari sekitar 500 tahun lalu menjadi sekitar 2.400 tahun ini. Tidak jelas apa yang mendorong eksodus yang lebih besar.