beritabandar.com Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengumumkan pembaruan penting terkait insiden kebakaran yang terjadi di sebuah apartemen di Wang Fuk Court, Distrik Tai Po, Hong Kong. Jumlah WNI yang dinyatakan meninggal bertambah hingga total mencapai sembilan orang. Selain korban tewas, terdapat tiga warga negara Indonesia lainnya yang mengalami luka dan sedang mendapatkan perawatan intensif di fasilitas kesehatan setempat.
Informasi terbaru itu diterima Kemlu melalui koordinasi langsung dengan kepolisian Hong Kong (Hong Kong Police Force/HKPF). Pihak berwenang di Hong Kong memberikan laporan resmi mengenai perkembangan jumlah korban yang teridentifikasi. Kemlu menegaskan bahwa data ini terus diperbarui karena proses identifikasi dan evakuasi masih berlangsung.
Kronologi Kebakaran dari Informasi Otoritas Hong Kong
Kebakaran terjadi di sebuah unit apartemen yang dihuni sejumlah pekerja migran asal Indonesia. Api dilaporkan menyebar dengan cepat karena material bangunan dan barang-barang di dalam unit mudah terbakar. Beberapa korban diduga tidak dapat keluar tepat waktu karena terjebak dalam ruangan sempit.
Petugas pemadam kebakaran Hong Kong segera mendatangi lokasi dan berupaya mengevakuasi para penghuni. Namun, asap tebal dan suhu tinggi membuat proses penyelamatan menjadi sangat sulit. Otoritas setempat menyatakan bahwa korban meninggal ditemukan di beberapa titik berbeda, sebagian di dalam kamar dan sebagian lainnya di area koridor.
Pihak berwenang masih menyelidiki sumber api dan memeriksa apakah sistem keamanan gedung berfungsi sebagaimana mestinya. Penyidikan melibatkan analisis rekaman CCTV, hasil pemeriksaan petugas pemadam kebakaran, serta wawancara dengan saksi yang selamat.
Respons dan Tindakan Cepat Pemerintah Indonesia
Kemlu RI bergerak cepat setelah menerima informasi mengenai bertambahnya korban. Pemerintah Indonesia melalui Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong langsung mengaktifkan layanan darurat, menurunkan tim ke lokasi kejadian, dan berkoordinasi dengan rumah sakit tempat para korban dirawat.
Selain itu, pemerintah memastikan bahwa seluruh proses identifikasi korban dilakukan dengan cermat dan sesuai prosedur. KJRI juga memberikan pendampingan bagi para korban luka serta melakukan komunikasi intensif dengan keluarga korban di Indonesia. Langkah ini penting untuk memastikan keluarga memperoleh informasi yang utuh dan terpercaya.
Pemerintah Indonesia juga tengah mempersiapkan proses pemulangan jenazah. Namun, mekanisme ini bergantung pada proses identifikasi oleh otoritas Hong Kong, yang membutuhkan waktu karena kondisi jenazah akibat paparan asap dan suhu tinggi.
Kondisi Korban Luka Masih Dipantau
Tiga WNI yang mengalami luka-luka sedang dirawat di rumah sakit setempat. Kondisi mereka dilaporkan bervariasi, mulai dari luka ringan akibat inhalasi asap hingga luka bakar yang membutuhkan perawatan spesialis. KJRI memastikan para korban mendapatkan akses layanan medis terbaik dan memantau perkembangan kondisi mereka dari waktu ke waktu.
Tenaga medis Hong Kong juga memberi laporan rutin kepada pihak KJRI untuk memastikan bahwa setiap kebutuhan korban terpenuhi. Pendampingan psikologis juga dipertimbangkan karena beberapa korban mengalami trauma akibat kebakaran yang terjadi sangat cepat dan mengancam nyawa.
Dukungan untuk Keluarga Korban
Kebakaran ini meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga yang berada di Indonesia, tetapi juga komunitas pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Banyak di antara mereka yang saling mengenal dan tinggal di lingkungan yang sama. Setelah kabar korban bertambah, berbagai kelompok masyarakat Indonesia di Hong Kong mulai menggalang dukungan dan bantuan solidaritas.
Kemlu RI menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban. Pemerintah berkomitmen memberikan bantuan yang diperlukan, terutama dalam hal informasi, pendampingan hukum, dan pengurusan administrasi yang berkaitan dengan pemulangan jenazah.
Penekanan pada Penguatan Perlindungan Pekerja Migran
Kasus kebakaran ini kembali menyoroti pentingnya perlindungan bagi pekerja migran Indonesia yang tinggal di apartemen tua atau bertempat tinggal berdesakan. Banyak pekerja migran yang menyewa unit hunian bersama untuk menghemat biaya, tetapi hal ini meningkatkan risiko ketika terjadi situasi darurat seperti kebakaran.
Pemerintah Indonesia diharapkan memperkuat komunikasi dengan otoritas Hong Kong untuk memastikan standar keselamatan bangunan bagi pekerja migran terpenuhi. Pemerintah juga mendorong edukasi keselamatan bagi tenaga kerja Indonesia (TKI), termasuk langkah-langkah evakuasi darurat dan cara menghindari risiko kebakaran di lingkungan hunian.
Komitmen Pemerintah dalam Penanganan Lanjut
Kemlu RI menegaskan komitmennya untuk terus memantau perkembangan insiden ini hingga seluruh proses selesai. Pemerintah memastikan bahwa seluruh hak korban, baik yang meninggal maupun yang selamat, tetap dipenuhi. Setiap langkah dilakukan dengan prioritas pada kemanusiaan dan penghormatan terhadap para korban.
Selain itu, pemerintah akan mengevaluasi kembali mekanisme perlindungan WNI di luar negeri agar kasus serupa dapat diminimalkan. Kerja sama dengan pemerintah Hong Kong juga akan diperkuat dalam hal keamanan dan keselamatan hunian bagi pekerja migran.
Duka yang Menyatukan Komunitas
Insiden kebakaran ini menjadi duka bagi banyak pihak. Sembilan WNI yang kehilangan nyawa meninggalkan luka yang sangat besar bagi keluarga dan masyarakat Indonesia di Hong Kong. Tiga lainnya masih berjuang memulihkan diri setelah mengalami luka.
Namun, dari tragedi ini terlihat solidaritas komunitas Indonesia yang saling mendukung satu sama lain. Pemerintah, komunitas lokal, dan relawan bergerak bersama memastikan para korban mendapatkan perhatian dan pertolongan yang layak.

Cek Juga Artikel Dari Platform baliutama.web.id
