beritabandar.com Cabang Qiraat Mujawwad merupakan salah satu cabang bergengsi dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Aceh. Cabang ini menuntut kemampuan membaca Al-Qur’an dengan lagu dan teknik yang indah, memperhatikan panjang pendek bacaan, tajwid, serta irama yang menggugah hati pendengar.
Qiraat Mujawwad juga memiliki sub-cabang berdasarkan jenis bacaan dan perawinya, seperti Qiraat Sab’ah atau tujuh bacaan mutawatir. Di antara qiraat tersebut adalah bacaan Nafi’ (riwayat Qalun dan Warsy), Ibnu Katsir (riwayat Al-Bazzi dan Qunbul), dan Abu ‘Amr (riwayat Ad-Duri dan As-Susi). Setiap qiraat memiliki keunikan dalam melafalkan huruf, nada, dan irama, sehingga membutuhkan penguasaan ilmu qiraat yang tinggi.
Prestasi Membanggakan untuk Aceh Besar
Pada penyelenggaraan MTQ Aceh tahun ini, Kabupaten Aceh Besar kembali menorehkan prestasi membanggakan. Dua pesertanya berhasil melaju hingga babak final di cabang Qiraat Mujawwad. Mereka adalah Zul Aqli yang tampil di kategori dewasa putra dan Syarifatum Munira yang mewakili kategori remaja putri.
Kedua peserta ini merupakan hasil binaan dari Ustazah Khairunnisak, pembimbing yang telah berpengalaman dalam melatih para qari dan qariah di tingkat provinsi. Mereka berdua berhasil menyingkirkan banyak peserta lain dari berbagai kabupaten dan kota di Aceh setelah melewati babak penyisihan yang sangat ketat.
Perjalanan Menuju Babak Final
Perjalanan menuju final tidaklah mudah. Para peserta harus melalui serangkaian seleksi yang melibatkan penilaian tajwid, kefasihan, suara, lagu, dan penampilan. Juri menilai tidak hanya dari aspek teknis, tetapi juga penghayatan terhadap ayat yang dibaca.
Zul Aqli tampil konsisten sejak awal lomba. Ia dikenal memiliki karakter suara yang kuat dan penguasaan irama yang stabil. Sementara itu, Syarifatum Munira memukau para juri dengan suara lembut dan kemampuan memainkan nada yang harmonis. Keduanya menunjukkan bahwa generasi muda Aceh Besar memiliki potensi luar biasa dalam bidang tilawah Al-Qur’an.
Penampilan di Babak Final
Pada babak final yang digelar di arena utama MTQ, keduanya tampil dengan penuh percaya diri. Irama bacaan mereka mengalun indah di dalam masjid yang dipadati penonton. Setiap lantunan ayat Al-Qur’an yang mereka bacakan menggambarkan kedalaman makna dan keindahan suara khas Aceh.
Zul Aqli menampilkan bacaan dengan gaya qiraat yang tegas dan penuh energi, sedangkan Syarifatum Munira menghadirkan nuansa lembut yang menyentuh hati pendengar. Kombinasi kemampuan teknis dan keindahan suara membuat keduanya mendapat banyak apresiasi dari juri dan penonton.
Peran Pembimbing dan Dukungan Daerah
Keberhasilan dua peserta ini tidak lepas dari peran para pembimbing yang terus melakukan pelatihan rutin. Ustazah Khairunnisak, yang menjadi mentor utama, menuturkan bahwa kunci kesuksesan mereka adalah kedisiplinan dan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Latihan dilakukan setiap hari menjelang kompetisi, mulai dari penguasaan makhraj huruf, variasi lagu, hingga manajemen panggung.
Selain itu, dukungan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar juga menjadi motivasi penting bagi para peserta. Dinas Syariat Islam bersama LPTQ setempat aktif memfasilitasi pelatihan dan pembinaan bagi qari dan qariah muda agar terus berkembang.
Makna dan Nilai dari Qiraat Mujawwad
Qiraat Mujawwad bukan hanya sekadar kompetisi suara. Lebih dari itu, cabang ini merupakan media untuk menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an sekaligus memperkuat pemahaman tentang ilmu bacaan yang benar. Dalam setiap nada dan ayat yang dibaca, terkandung pesan moral yang menyentuh kehidupan umat Islam.
Melalui lomba ini, generasi muda diharapkan tidak hanya berfokus pada kemenangan, tetapi juga memahami makna mendalam dari setiap ayat yang dilantunkan. Hal ini menjadi cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini melalui seni suara dan penghayatan ayat suci.
Harapan untuk Generasi Qur’ani di Aceh
Keberhasilan Zul Aqli dan Syarifatum Munira menjadi inspirasi bagi generasi muda Aceh Besar lainnya. Mereka membuktikan bahwa semangat belajar dan tekad kuat mampu membawa prestasi di tingkat provinsi. Diharapkan keberhasilan ini dapat melahirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya fasih membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Panitia MTQ Aceh juga berharap kehadiran peserta dari berbagai daerah mampu mempererat silaturahmi dan memperkuat nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat. Melalui MTQ, semangat religius dan kebersamaan antar-daerah dapat terus tumbuh, menjadikan Aceh sebagai wilayah yang dikenal dengan budaya Qur’ani yang kuat.
Penutup: Cerminan Semangat dan Keindahan Al-Qur’an
Kisah dua peserta Aceh Besar di ajang MTQ menjadi cerminan bahwa keindahan Al-Qur’an tidak hanya terletak pada lafaznya, tetapi juga pada semangat mereka yang mempelajarinya. Dengan dukungan para guru, pemerintah, dan masyarakat, prestasi dalam bidang qiraat diharapkan semakin berkembang.
Aceh Besar telah menunjukkan bahwa seni baca Al-Qur’an adalah warisan berharga yang patut dijaga dan dikembangkan. Qiraat Mujawwad bukan hanya kompetisi, melainkan jalan menuju kedalaman iman dan penghargaan terhadap keindahan kalam Allah.

Cek Juga Artikel Dari Platform updatecepat.web.id
