beritabandar.com Wilayah Bandar Lampung dan sekitarnya diguncang gempa bumi bermagnitudo 3,6 yang berpusat di barat daya Pesisir Barat, Lampung.
Getaran gempa terasa cukup kuat di beberapa titik pemukiman, membuat sejumlah warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa terjadi pada siang hari dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.
Titik episenter berada di koordinat 6,34 Lintang Selatan dan 103,66 Bujur Timur, atau sekitar 131 kilometer dari barat daya Pesisir Barat Lampung.
Meski kekuatannya tergolong kecil, posisi gempa yang dangkal membuat getarannya terasa jelas di permukaan.
Beberapa warga di kawasan Krui, Liwa, dan sebagian Bandar Lampung melaporkan merasakan guncangan selama beberapa detik.
“Awalnya saya kira truk besar lewat, tapi ternyata gempa. Lemari sampai goyang,” ujar Dewi, warga Liwa yang sempat panik.
BMKG: Gempa Dangkal dan Tidak Berpotensi Tsunami
BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami karena sumbernya berasal dari pergerakan lapisan kerak dangkal di bawah laut.
“Berdasarkan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa tergolong dangkal akibat aktivitas deformasi batuan di zona sesar lokal sekitar Pesisir Barat Lampung,” jelas pejabat BMKG dalam keterangan resmi.
BMKG juga menegaskan bahwa gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik alami dan bukan akibat aktivitas vulkanik gunung berapi.
Pusat gempanya berada di area laut yang berdekatan dengan zona subduksi pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, wilayah yang memang rawan aktivitas seismik.
Pihak BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Gempa dengan magnitudo seperti ini biasanya tidak menimbulkan kerusakan signifikan, namun tetap perlu waspada terhadap gempa susulan berskala kecil,” tambahnya.
Reaksi Warga di Lapangan
Warga di sejumlah wilayah Lampung langsung merasakan getaran kuat selama 3 hingga 5 detik.
Di Bandar Lampung, guncangan dirasakan di gedung-gedung bertingkat, termasuk perkantoran dan pusat perbelanjaan.
Banyak pegawai terlihat keluar gedung untuk berjaga-jaga.
Di kawasan Pesisir Barat, beberapa warga sempat khawatir gempa akan diikuti oleh tsunami.
Mereka bergegas menuju area yang lebih tinggi sambil menunggu informasi resmi dari BMKG dan pemerintah setempat.
“Pas terasa goyang, semua langsung keluar. Kami takut tsunami, apalagi lokasi kami dekat pantai,” ujar Nanda, warga Pesisir Barat.
Setelah beberapa saat, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung menenangkan warga dengan memastikan bahwa tidak ada potensi gelombang tsunami.
BPBD juga melakukan pemantauan cepat untuk memastikan tidak ada kerusakan bangunan atau korban akibat gempa.
Kondisi Infrastruktur dan Laporan Kerusakan
Hasil pemantauan awal menunjukkan tidak ada kerusakan serius pada infrastruktur maupun fasilitas umum.
Hanya beberapa rumah di daerah pesisir dilaporkan mengalami retak ringan di dinding.
Pihak BPBD menyebutkan bahwa sejauh ini tidak ditemukan korban luka maupun jiwa akibat gempa.
Tim gabungan dari BPBD dan aparat TNI-Polri masih berjaga di beberapa titik untuk memastikan situasi tetap aman.
“Semua dalam kondisi terkendali. Kami akan terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan gempa susulan,” ujar Kepala BPBD Lampung Barat.
BMKG juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan gempa lanjutan dengan kekuatan signifikan.
Meski begitu, masyarakat diminta untuk tetap tenang, namun tetap waspada terhadap kemungkinan aktivitas tektonik kecil di sekitar wilayah laut barat daya Lampung.
Wilayah Lampung Memang Rawan Gempa
Secara geologis, Provinsi Lampung berada di kawasan zona rawan gempa.
Wilayah ini merupakan pertemuan antara Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Eurasia yang relatif diam.
Pergerakan lempeng tersebut menimbulkan tekanan di kerak bumi yang sewaktu-waktu dapat melepaskan energi dalam bentuk gempa.
Selain Lampung, wilayah pesisir barat Sumatera dan Selat Sunda juga termasuk kawasan yang sering mengalami aktivitas seismik.
Gempa-gempa kecil kerap terjadi tanpa menimbulkan dampak besar, namun beberapa kali wilayah ini juga menjadi pusat gempa kuat yang merusak.
Karena itu, BMKG dan pemerintah daerah terus meningkatkan sistem deteksi dini serta edukasi masyarakat agar lebih tanggap terhadap bencana gempa bumi.
Sosialisasi dilakukan rutin di sekolah, kantor, dan tempat ibadah mengenai tata cara evakuasi dan mitigasi gempa.
Pentingnya Kewaspadaan dan Mitigasi
Pakar kebencanaan menilai bahwa gempa kecil seperti ini seharusnya menjadi peringatan alami bagi masyarakat untuk selalu siap menghadapi bencana.
Menurut mereka, gempa bumi tidak bisa diprediksi waktu dan kekuatannya, sehingga langkah terbaik adalah menyiapkan sistem mitigasi yang kuat dan disiplin keselamatan.
“Indonesia adalah negara yang berada di Cincin Api Pasifik. Jadi, kesiapsiagaan harus menjadi budaya, bukan hanya reaksi saat bencana terjadi,” ujar seorang ahli geologi dari Universitas Lampung.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah daerah memperhatikan kondisi bangunan publik, seperti sekolah dan rumah sakit, agar tahan terhadap guncangan menengah.
Selain itu, warga di daerah pesisir diimbau untuk mengetahui jalur evakuasi dan tidak panik jika terjadi gempa.
Kesimpulan: Lampung Aman, Tapi Harus Tetap Siaga
Gempa bermagnitudo 3,6 yang mengguncang wilayah Pesisir Barat Lampung memang tidak menimbulkan korban atau kerusakan besar.
Namun, kejadian ini kembali mengingatkan bahwa Lampung termasuk wilayah aktif secara tektonik dan rawan terhadap gempa bumi.
BMKG dan BPBD terus memantau kondisi terkini untuk memastikan keamanan masyarakat.
Sementara warga diminta tetap waspada dan memantau informasi resmi dari lembaga pemerintah.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keselamatan dan kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam menghadapi bencana alam yang datang tanpa peringatan.

Cek Juga Artikel Dari Platform marihidupsehat.web.id
