beritabandar – Bencana alam kembali melanda wilayah Asia Timur setelah Topan Matmo menghantam kawasan pesisir China Selatan pada Senin malam, 6 Oktober 2025. Topan kategori kuat itu membawa angin berkecepatan tinggi dan hujan deras yang menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan infrastruktur di sejumlah provinsi pesisir. Ribuan warga terpaksa dievakuasi untuk menghindari potensi korban jiwa, sementara pemerintah daerah menetapkan status darurat di beberapa wilayah terdampak.
- Angin Kencang dan Hujan Ekstrem Melumpuhkan Aktivitas
Badan Meteorologi China melaporkan bahwa Topan Matmo memasuki daratan melalui Provinsi Guangdong dengan kecepatan angin mencapai 160 kilometer per jam. Hujan deras disertai badai petir terjadi selama lebih dari delapan jam, membuat sebagian wilayah pesisir terendam banjir hingga ketinggian satu meter. Aktivitas pelabuhan, sekolah, dan layanan transportasi publik dihentikan sementara untuk menghindari risiko kecelakaan. Sejumlah penerbangan dari Bandara Shenzhen dan Guangzhou juga dibatalkan akibat kondisi cuaca ekstrem. - Ribuan Warga Dievakuasi ke Tempat Aman
Pemerintah daerah Guangdong dan Hainan segera mengevakuasi lebih dari 30 ribu warga dari kawasan pesisir yang berisiko tinggi terhadap gelombang pasang dan longsor. Otoritas setempat menyiapkan ratusan lokasi penampungan sementara yang dilengkapi logistik darurat seperti makanan, air bersih, dan peralatan medis. Petugas penyelamat juga dikerahkan untuk membantu warga lanjut usia dan anak-anak agar segera dievakuasi dari rumah-rumah yang terendam. Hingga Selasa pagi, belum ada laporan korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan mencapai jutaan dolar. - Kerusakan Infrastruktur di Berbagai Daerah
Hantaman Topan Matmo menyebabkan kerusakan serius pada jaringan listrik, jalan raya, serta fasilitas umum di sejumlah kota. Puluhan tiang listrik roboh, memutus pasokan energi di beberapa kawasan pedesaan. Jalur utama penghubung Guangdong–Fujian dilaporkan tertutup akibat longsoran tanah. Pemerintah pusat China mengerahkan pasukan militer untuk membantu proses pembersihan puing dan perbaikan darurat infrastruktur vital. Selain itu, lebih dari 200 kapal nelayan dilaporkan berlindung di pelabuhan setelah gelombang laut mencapai ketinggian lima meter. - Peringatan Cuaca Diperpanjang hingga Dua Hari ke Depan
Badan Meteorologi China memperingatkan bahwa Topan Matmo diperkirakan masih akan membawa curah hujan tinggi dan angin kencang di beberapa wilayah hingga dua hari ke depan. Provinsi Guangxi, Fujian, dan sebagian Hong Kong disebut masih berada dalam jalur angin sisa topan. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap berada di tempat aman dan menghindari perjalanan darat maupun laut hingga kondisi benar-benar membaik. Pusat Peringatan Topan Nasional juga menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi banjir susulan di daerah hilir sungai besar. - Dukungan Nasional dan Upaya Pemulihan
Presiden China menyerukan koordinasi cepat antar-lembaga untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi. Pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan darurat berupa dana, tenda, obat-obatan, dan tim medis ke lokasi-lokasi terdampak paling parah. Sementara itu, lembaga-lembaga kemanusiaan di dalam negeri mulai menggalang bantuan tambahan melalui kampanye sosial. Para ahli cuaca menilai, frekuensi badai besar seperti Matmo menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, yang kemungkinan besar berkaitan dengan dampak perubahan iklim di kawasan Pasifik Barat.
Topan Matmo menjadi salah satu badai paling kuat yang melanda China Selatan sepanjang tahun 2025. Meski upaya mitigasi telah dilakukan secara cepat, tantangan terbesar masih terletak pada pemulihan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga yang kehilangan tempat tinggal. Pemerintah berkomitmen mempercepat proses rehabilitasi agar masyarakat dapat segera kembali ke rumah masing-masing dengan kondisi yang lebih aman.

